Pengolahan citra digital digunakan untuk 
memproses citra sesuai dengan keperluan Sebelum membahas tentang 
pengolahan citra digital, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa 
yang dimaksud citra itu. Citra adalah representasi atau tiruan dari 
suatu benda atau objek. Citra dibagi menjadi dua, yaitu citra analog dan
 citra digital. Citra analog adalah citra 
yang dihasilkan sinyal kontinyu, misalnya foto yang dicetak di kertas 
foto, citra yang tampil di layar TV, citra yang dihasilkan oleh CT-scan,
 citra yang tersimpan dalam pita kaset, dll. Sedangkan citra digital 
adalah citra yang bisa diolah langsung oleh komputer dan tersimpan dalam
 media simpan digital misalnya memory, harddisk, CD, dll. Contoh dari 
citra digital ini adalah foto yang dihasilkan oleh kamera digital, citra
 yang dihasilkan oleh scanner, dll.
Pengolahan citra digital diperlukan di 
beberapa bidang misalnya: bidang kedokteran, fotografi, keamanan data, 
dll. Di bidang kedokteran misalnya untuk memperjelas citra yang 
dihasilkan ct-scan untuk mendiagnosis penyakit. Bidang fotografi 
misalnya untuk memberikan efekfiltering, misalnya untuk menghasilkan 
foto hitam putih, foto  berkabut suasana  pagi hari di alam pedesaan. 
Untuk keamanan (security) misalnya pengenalan pola retina mata untuk 
membuka kunci elektrik pintu. Pengolahan citra digital bisa juga 
digunakan sebagai keamanan data dengan dan otentikasi dengan teknik 
steganografi atau watermark, dll.
Citra digital disusun oleh banyak piksel.
 Piksel tersebut mempunyai nilai yang menunjukkan intensitasnya. Data 
berupa nilai  intensitas piksel ini yang kemudian tersimpan dalam media 
simpan digital (CD, harddisk, flashdisk, dll). Untuk memperbaiki 
kualitas citra (pengolahan citra digital), nilai piksel inilah yang 
dimanipulasi. Ada beberapa algoritma yang digunakan dalam pengolahan 
citra digital yaitu:
1. Operasi titik
Operasi tingkat titik adalah operasi dimana hasil proses dari suatu titik tidak tergantung oleh titik-titik tetangganya atau dengan kata lain tergantung pada titik itu sendiri. Operasi biasanya digunakan untuk kecerahan (brightness), kontras, negasi, mengubah citra warna menjadi greyscale, dan tresholding.
1. Operasi titik
Operasi tingkat titik adalah operasi dimana hasil proses dari suatu titik tidak tergantung oleh titik-titik tetangganya atau dengan kata lain tergantung pada titik itu sendiri. Operasi biasanya digunakan untuk kecerahan (brightness), kontras, negasi, mengubah citra warna menjadi greyscale, dan tresholding.
2. Operasi tingkat lokal
Operasi dimana hasil proses dari suatu titik tergantung oleh titik-titik tetangganya atau dengan kata lain tergantung pada titik itu sendiri. Contoh dari operasi ini misalnya konvolusi, deteksi tepi, penghalusan citra, penajaman citra, pengurangan noise, dan efek timbul (emboss).
Operasi dimana hasil proses dari suatu titik tergantung oleh titik-titik tetangganya atau dengan kata lain tergantung pada titik itu sendiri. Contoh dari operasi ini misalnya konvolusi, deteksi tepi, penghalusan citra, penajaman citra, pengurangan noise, dan efek timbul (emboss).
3. Operasi tingkat global
Pada operasi ini semua bagian citra diperhitungkan sehingga hasilnya tergantung pada karakteristik citra secara global. Operasi ini misalnya digunakan untuk menyamakan histogram.
Pada operasi ini semua bagian citra diperhitungkan sehingga hasilnya tergantung pada karakteristik citra secara global. Operasi ini misalnya digunakan untuk menyamakan histogram.
4. Operasi tingkat objek
Pada operasi ini karakterisitik citra yang meliputi ukuran, bentuk, dan intensitas rata-rata dihitung untuk mengenali objek yang akan diproses.
Pada operasi ini karakterisitik citra yang meliputi ukuran, bentuk, dan intensitas rata-rata dihitung untuk mengenali objek yang akan diproses.
Masing-masing proses tersebut akan dibahas pada artikel-artikel berikutnya. Jadi, keep in touch…  
 
 
  
Tidak ada komentar:
Posting Komentar